Jumat, 18 November 2016

Museum Pusaka Karo Kenapa Rupanya : Setuju...!



#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimakinfo sekitar Museum Pusako Karo)
__________________________________________________











___________________

Kata Pengantar
___________________

Para kawan sekalian...!

Ini beberapa postingan, sebelum penulis berkunjung ke Tanah
Karo di Bulan Nopember 2016 1ni :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2013/11/gunung-sibayak-dan-sinabung-dalam.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2013/11/gunung-sinabung-doa-bersama-untuk-tanah.html
http://galeri7msad.blogspot.co.id/2016/05/sejarah-jagung-dan-manfaatnya.html
http://galeri7msad.blogspot.co.id/2016/05/jeruk-dan-seluk-beluknya.html

Dan ini pula beberapa link setelah berkunjung :

https://tengokmuseum.blogspot.co.id/2016/11/museum-pusaka-karo-kenapa-rupanya-setuju.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/11/tanya-jawab-seputar-perjalanan-bus-karo.html

Kawan-kawan sekalian...!

Dari hasil menyimak macam Kota/kab se-Sumatra Utara
maka penulis mengetahui, tidak semuanya punya meseum
yang telah menjadi salah satu sumber pengetahuan
sejarah dari Kab/Kota tersebut.

Salag satu Kota/kab. yang punya Museum itu adalah
Suku Karo. Mereka punya Museum dengan nama "Museum
Pusaka Karo"

Museum ini letaknya di Kota Berastagi dan telah
penulis kunjungi di Bulan Nopember 2016.

Untuk mendalami pengetahuannya, maka penulis-pun
mencari info sekitar Museum tersebut tentang
Sejaraha dan Koleksinnya.

Dan ini-lah info tersebut. Dan di penutup tulisan
akan coba penuslis sesuaikan antara info yang
tersaji di internet dengan pengalaman berkunjung
penulis.

Karena itu...!

Postingan ini akan penulis tutup dengan pernyataan
setuju atau tidak setuju pada info yang tersaji.

Selamat menyimak...!


___________________________________________

Sekilas info tentang Museum Pusako Karo
___________________________________________









Masyarakat Karo secara umum memiliki nilai-nilai budaya
sendiri yang turun temurun dari nenek moyang suku Karo
yang telah lama  menerapkan Sistem Religi, Organisasi
Masyarakat, Pengetahuan, Mata Pencaharian Hidup, Ekonomi,
Teknologi dan Peralatan, Bahasa, dan Kesenian.

Berangkat dari unsur-unsur inilah orang Karo beranjak
dan berkembang menjadi manusia yang modern dan hampir
melupakan beberapa element tersebut yang dewasa ini
kita sebut peninggalan bersejarah atau Pusaka yang
mestinya dilanjutkan, dilestarikan dengan aman dan
bijaksana.

Mengingat ini semua, maka perlu dilakukan suatu
kelangsungan hidup dari budaya itu sendiri dengan
cara membudayakan pelestarian atau mencegah suatu
kepunahan.

Maka muncullah MUSEUM PUSAKA KARO yang berada di pusat
kota Berastagi sekitar 20 meter dari kantor Informasi
Wisatawan (Tourist Information) atau sekitar 50 meter
dari Monumen Perjuangan Berastagi.

Sejarah Museum Pusaka Karo, Berastagi

Berawal dari gagasan seorang misionaris Belanda bernama
Joosten Leonardus Edigius yang lebih dikenal sebagai
Pastor Leo Joosten Ginting (bere-bere Sitepu).










Terpanggil utk mengemban tugas melaksanakan upaya
melestarikan nilai-nilai budaya Karo, mengingat tugas
Gereja yang luhur dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya semua bangsa dan suku di dunia ini, sebagaimana
dirumuskan oleh Konsili Vatikan II dalam Sacrosanctum
Concilium nomor 37 dan Konsili Gaudium et Spes nomor
53-62.

Para sahabat di Taneh Karo dikumpulkan untuk berbagi
“kegelisahan” dan untuk menghimpun barang-barang dan
perkakas-perkakas sebagai Pusaka Karo yang akan
dipamerkan berikut ratusan gambar “tempoe doeloe”
yang sudah diketemukan dr berbagai sumber dan media.

Lebih jauh tentang museum ini, sebagaimana tertuang
dalam akte pendiriannya yang dibuat pada kantor notaris
Fransiska Br. Bangun, SH. M.Kn dan didaftarkan pada
kantor Pengadilan Negeri Kabanjahe, museum ini dikelola
dalam LEMBAGA MUSEUM PUSAKA KARO.










Lembaga ini akan ditingkatkan menjadi Yayasan Pusaka
Karo yang akan didaftarkan pada Kantor Hukum dan Hak
Asasi Masusia Republik Indonesia.

Museum Pusaka Karo yang merupakan bekas gedung Gereja
Katolik (lama) di Jln. Perwira No. 3 Berastagi, mulai
dibangun pd tahun 2010 dan diresmikan pada tanggal
9 Februari 2013 oleh Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis
Seni dan Budaya, Ahman Sya dan ibu Lisa Tirto yang
menjadi penyandang dana (sponsor) pendirian museum
dan rumah adat Karo “Rumah Gugung Tirto Meciho”

Museum Pusaka Karo dan Lembaga Pusaka Karo ini,
sebagaimana fungsi pengertian umum dari Museum, merupakan
karya dan bakti orang Karo yg peduli akan budaya dan
sejarah Karo, dalam melestarikan kebudayaan Karo utk
tetap abadi, dng keagungannya yang sarat nilai akan
kebaikan dapat memberi sumbangsih pada pembangunan
manusia Karo khususnya, manusia Indonesia khususnya
dan sekaligus peradaban dunia pd umumnya. (source
Betlehem Ketaren, di edit seperlunya oleh:
Kriswanto Ginting’s)











Museum Pusaka Karo di kota Berastagi menyimpan dan
mengoleksi benda pusaka asli Karo dengan tanpa membeli
satupun dari benda pusaka Karo tersebut (sumbangan/
titipan dr masyarakat Karo).

Museum ini dibangun atas Gagasan P. Leo Joosten Ginting
OFM.Cap, sbg menara pemeliharaan kebudayaan Karo yang
mulai terancam punah dikikis erosi zaman.

Sampai saat ini (2013), Museum ini masih terus berusaha
mengumpulkan benda peningglan bersejarah orang Karo.
Foto: Kriswanto Ginting’s

https://pusakakaro.wordpress.com/2013/09/27/museum-pusaka-karo/
____________

50 Benda Pusaka  Karo akan Mengisi Museum Karo Berastagi


Dari  ratusan bahkan mungkin ribuan benda pusaka peninggalan
nenek moyang suku Karo yang sebagian besar berada diluar
negeri , 50 diantaranya telah diketahui keberadaannya dan
sedang dilakukan pengurusan dokumen yang seterusnya benda
benda bersejarah ini akan memenuhi ruangan Museum Pusaka
Karo yang terletak di jalan Perwira No.3 Berastagi.

Hal ini terungkap saat saya bertandang ke areal Gereja
RK jalan Letjend Djamin Ginting. Kampung Tempel Berastagi
dimana restorasi Rumah Gugung dilaksanakan.

Menurut Joosten Leonardus Edigius seorang misionaris dari
Belanda yang lebih dikenal sebagai pastor Leo Ginting,
kelima puluh benda bersejarah Suku Karo ini saat ini sudah
terkumpul di Negara Belanda.








Namun untuk membawanya ke Indonesia pihaknya harus
melengkapi berbagai dokumen yang akan diserahkan melalui
Konsul Indonesia yang berada di Denhag.

“Saat ini kita sudah siapkan dokumen yang berkaitan dengan
barang pusaka tersebut,”terangnya.

Disamping dokumen, Leo Ginting juga harap harap cemas dengan
kedatangan benda benda pusaka tersebut. Dimana menurut Leo,
bukan hanya biaya pengangkutannya saja yang mahal, namun
hal yang paling dikuatirkannya adalah ulah para “pencoleng
berdasi” yang tergiur kala melihat barang barang pusaka
yang tak ternilai harganya tersebut.

“Yang sangat saya takutkan adalah perbuatan yang tidak
bertanggung jawab dari manusia yang tergiur saat melihat
barang itu melewati meja pemeriksaan mereka,”terang Leo.

Ditambahkan Leo, bahwa ke 50 barang pusaka Karo itu
diperolehnya melalui pendekatan persuasif kepada orang orang
yang selama ini memang  mengkoleksi benda benda karo baik
yang dibeli maupun dibawa dari Tanah Karo pada saat bangsa
Belanda berkuasa di Republik ini.

“Kita akan dokumentasikan bahwa barang – barang pusaka itu
dihibahkan sang kolektor ke Museum Pusaka Karo,”ungkap Leo.

Saat disinggung tentang peresmian Museum Pusaka Karo, Leo
menyebutkan kalau pihak panitia sedang menjajagi hari
luang atau kesempatan dari Menteri Kebudayaan dan Pendidikan
di Jakarta, namun dipastikan pertengahan Januari 2013.








Lebih jauh tentang museum ini, sebagaimana tertuang dalam
akte pendiriannya yang dibuat pada kantor notaris Fransiska
Br. Bangun, SH. M.Kn dan didaftarkan pada kantor Pengadilan
Negeri Kabanjahe, museum ini dikelola dalam Lembaga Pusaka
Karo oleh P. Leo Joosten Ginting Ketua, . Zakaria Sinuhaji
Wakil Ketua, Bpk. Betlehem Ketaren, SH  Sekretaris dan
Bpk. Drs. Usaha Tarigan sebagai Bendehara.









Pada tanggal 24 Mei 2012  museum ini telah mendapat ijin
operasional dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo
Museum Karo dengan nama Museum Pusaka Karo yang terletak
disebelah Pajak Buah Berastagi atau sebelah kantor Telkom
atau tepatnya di Gereja Katolik (lama) Jln. Perwira No. 3
Berastagi ini, bersadarkan hasil rapat Lembaga Pusaka Karo
tanggal 22 Mei direncanakan akan dibuka untuk umum dengan
peresmian pada bulan Januari 2013, dan kemudian dengan
pintu terbuka akan menerima kehadiran kita semua baik
untuk belajar maupun untuk melepas rindu (mburo ate tedeh)
kepada barang-barang dan gambar-gambar pusaka Karo sebagai
kekayaan kebudayaan kita yang pasti akan berguna dalam
mengembangkan dan mengukuhkan jiwa serta  mengukukuhkan
identitas diri, serta menjadi tempat bagi kita senantiasa
berdiskusi tentang usaha-usaha pengembangan budaya Karo
sebagai bagian dari budaya daerah Sumatera Utara sebagai
khazanah budaya nasional kita.

___________

Penutup
___________

Demikian infonya para kawan salian...!

Dan sebagai jawaban pada pertanyaan kata pengantar
diatas, maka penulis ingin berkata :

"Setuju pada gambaran uraian info"

...dan...

Selamat malam...!

Musik...!























____________________________________________________________
Cat :
http://poloi-poloi.blogspot.co.id/2013/02/museum-pusaka-karo-siap-dikunjungi-akan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar